ARTICLE AD BOX
SINGARAJA, NusaBali
Bencana banjir dampak hujan deras yang mengguyur Buleleng Jumat (6/12) siang hingga petang kemarin kembali menggenangi sejumlah titik Kota Singaraja. Genangan air meluap ke jalan raya hingga kawasan permukiman masyarakat. Ketinggian air pun hingga selutut orang dewasa.
Hujan deras turun dari pukul 12.00 wita hingga 18.00 wita. Luapan air dari saluran-saluran drainase mulai terjadi setelah dua jam hujan mengguyur. Terpantau ada 6 titik banjir cukup parah yang terjadi. Meliputi Jalan Pulau Lombok, Kelurahan Kampung Anyar, Jalan Ahmad Yani Barat persimpangan Desa Pemaron, Kelurahan Kampung Anyar, Jalan Anggrek Kelurahan Kaliuntu, Desa Baktiseraga di Kecamatan Buleleng serta Jalan Srikandi Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada, Buleleng.
Luapan air di jalan Ahmad Yani Barat juga sempat membuat arus lalu lintas tersendat. Arus lalu lintas di titik banjir dialihkan memutar ke Jalan Pantai Penimbangan, Desa Baktiseraga, Buleleng.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng, I Putu Adiptha Eka Putra mengatakan, titik banjir yang cukup besar masih didominasi daerah-daerah langganan.
Seperti di Jalan Lombok, air hujan selalu meluap karena saluran drainase kecil dan tidak ada sodetan yang bisa memecah volume air. Kemudian RT 2 dna RT 4 di sekitar bibir kali mumbul Kelurahan Kampung Anyar yang menjadi daerah terendah Buleleng. Begitu pula di persimpangan Jalan Ayani-Desa Pemaron, yang juga terkendala di alur drainase yang juga memerlukan sodetan untuk memecah volume air. “Genangan tadi ada yang setinggi 45 sentimeter tapi sudah mulai surut. Selain karena volume air sangat besar, rata-rata drainase tidak berfungsi maksimal karena tersumbat sampah. Walaupun setiap hari tenaga drainase kami sudah membersihkan saluran, buktinya tadi banyak kayu gelondongan, ban mobil yang menyumbat,” terang Adiptha. Dinas PUTR pun menerjunkan 90 orang tenaga drainase dan 30 tenaga Bina Marga untuk menangani banjir di wilayah kota.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Alam (BPBD) Buleleng, Putu Ariadi Pribadi mengatakan, bencana banjir memang sudah dimitigasi sebelumnya. Terlebih Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Denpasar memprediksi puncak musim hujan di Bali termasuk Buleleng terjadi pada bulan Desember-Januari.
“Upaya pencegahan sudah diupayakan terintegrasi dengan Dinas PUTR, DLH dan kami di BPBD, kami juga berharap partisipasi dan dukungan pemerintah. Karena penyebabnya masih sampah, kalau masyarakat tidak sadar dan masih membuang sampah di saluran air, bencana banjir tentu tidak akan pernah selesai,” terang Ariadi.
BPBD Buleleng saat ini sedang menghimpun data terdampak bencana. Sembari menunggu laporan dari kelurahan dan pemerintah desa terdampak. "Sejauh ini kami belum menerima laporan apakah ada dampak rumah warga terendam, kami masih kumpulkan data di lapangan dulu," terang Ariadi.7 k23