ARTICLE AD BOX
DENPASAR, NusaBali
Cuaca ekstrem, angin kencang dan curah hujan tinggi berdampak terhadap ekspor manggis. Volume ekspor diperkirakan tidak bisa maksimal. Penyebabnya kadar air pada buah manggis berlebih, sehingga mengakibatkan lecet atau luka pada sisi dalam kemudian menimbulkan getah. Padahal sebelumnya ekspor buah andalan Pulau Dewata ini digadang- gadang bisa optimal, mengingat Thailand yang menjadi pesaing Bali (Indonesia) stok-nya berkurang.
Jro Putu Tesan, salah seorang eksportir manggis asal Tabanan mengatakan Minggu (22/12). “Awalnya ‘kan sebagaimana kita sampaikan, prospek ekspor manggis sangat bagus, karena stok manggis Thailand menipis,” ungkapnya.
Namun akibat curah hujan tinggi, ekspor manggis diperkirakan tidak akan bisa, sebagaimana yang diangankan sebelumnya. Secara umum kualitas buah manggis jadi terpengaruh.
“Ya karena ada getah dalam,” ujarnya. Gejala ini tidak hanya di Bali, namun juga pada produsen manggis di luar Bali, baik di Sumatera Barat, Lombok Barat (NTB) dan daerah produsen manggis lainnya. Keadaan ini tentu saja mengganggu rencana ekspor. Volume kemungkinan tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya.
Jro Putu Tesan menyatakan berterimakasih kepada Pemprov Bali, khususnya Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan yang telah turun melakukan pengecekan. Diantaranya ke gudang- gudang dari petani yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama Pemasaran Manggis yang ada di Pupuan dan Selemadeg Barat, Tabanan.
“Rupanya ini perlu kajian, bagaimana mengantisipasi kondisi seperti ini ke depan,” ujar Jro Putu Tesan yang juga Ketua Asosiasi Ekspor Manggis dan Rumah Kemas Hortikultura Indonesia (AEMRKHI).
Ekspotir manggis Bali sudah mulai mengirim manggis ke luar negeri, terutama dengan tujuan China. Hanya saja, ekspor baru dilakukan melalui Jakarta. Volumenya diperkirakan sekitar 25 ton per tiga hari. Sedangkan untuk ekspor dari Bali, menurut Jro Putu Tesan baru dalam persiapan.
“Masih menunggu koordinasi dengan Karantina (Balai Besar Karantina),” kata Jro Putu Tesan. Sentra manggis di Bali yang sudah mulai panen adalah di Jembrana dan Buleleng. Sedang di daerah lainnya belum. Namun diperkirakan Januari tahun depan. K17.