ARTICLE AD BOX
Pasalnya, kontingen dari berbagai daerah, termasuk Bali, kalah dalam ajang bergengsi itu. Kekalahan itu karena adanya perbedaan level dengan pembinaan di Jawa dan daerah lainnya.
Ketua Umum PBSI Bali, Wayan Winurjaya pada Senin (9/12) membenarkan terkait perbedaan level yang sangat jomplang antara atlet dari daerah Pulau Jawa, khususnya Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan DKI Jakarta dalam Kejurnas. Menurut dia, perbedaan level itu menyebabkan kondisi atlet yang dikirim dari berbagai daerah, termasuk Bali langsung kalah bersaing.
"Ini bentuk totalitas tim di Pulau Jawa dalam membina atletnya. Sehingga, saat ada event seperti ini, semua lawan mereka libas," kata Winurjaya.
Melihat kondisi itu, Winurjaya bersama beberapa Pengprov PBSI di luar Pulau Jawa merancang untuk membentuk divisi baru pada kejurnas nantinya. Divisi itu diisi bebrapa Pengprov yang dalam pengembangan olahraga bulutangkis masih kurang, termasuk Bali. Meski nantinya, kata Winurjaya, divisi kedua itu di bawah divisi di Pulau Jawa.
"Ada 34 provinsi yang memiliki Pengprov PBSI. Namun, banyak yang ada di luar Pulau Jawa kalah dari atlet yang ada di sana. Maka perlu ada pembenahan, mulai dari klub, maupun tingkatan yang harus dibikin. Ini untuk mengatasi jomplang kondisi saat ini," sebut Winurjaya.
Menurut Winurjaya, hal itu akan diusulkan dalam Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PBSI yang akan datang. Sehingga nantinya pembinaan itu lebih merata di seluruh Indonesia. Namun, jika belum ada yang menyepakati itu, maka perlu adanya pembinaan ekstra oleh klub para atlet untuk mengikuti potensi latihan yang dilaksanakan seperti di Pulau Jawa. Yang mana, jadwal latihan mencapai 12 kali dalam sepekan.
"Kalau ada Pengprov yang tidak berkenan, tentu harus mengikuti pola yang di Pulau Jawa itu. Ini semata untuk bersaing ke depannya dan melahirkan atlet-atlet unggulan," harap Wayan Winurjaya. dar