Warning: session_start(): open(/home/beritaterbaruid/public_html/src/var/sessions/sess_e34647c3a93e6398ea3b1c34d3233806, O_RDWR) failed: No space left on device (28) in /home/beritaterbaruid/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/beritaterbaruid/public_html/src/var/sessions) in /home/beritaterbaruid/public_html/src/bootstrap.php on line 59
Produksi Kakao di Tabanan Meningkat - BeritaTerbaruID

Produksi Kakao di Tabanan Meningkat

2 months ago 9
ARTICLE AD BOX
TABANAN, NusaBali
Produksi kakao petani di Kabupaten Tabanan hingga triwulan III 2024 meningkat. Peningkatan terjadi karena dipengaruhi iklim musim kemarau. Dengan bagusnya cuaca tersebut meminimalisir adanya gangguan hama. 

Data di Dinas Pertanian Tabanan, dari total luasan kakao yang mencapai 4.530 hektare, produksi kakao dari triwulan I sampai triwulan III mengalami peningkatan. 

Pada triwulan I produksi mencapai 10 ton. Selanjutnya pada triwulan II produksi meningkat ke posisi 323,96 ton, dan kenaikan volume produksi tersebut berlanjut ke triwulan III mencapai 760,03 ton.

Penyuluh Tingkat Muda Dinas Pertanian Tabanan I Ketut Yuli Aryani mengemukakan adanya peningkatan produksi tersebut. Penyebabnya musim yang mendukung. “Musim kemarau ini mendukung, namun tidak terlalu kering sekali. Jadi kondisi begini yang menyebabkan pertumbuhan kakao maksimal,” ujarnya, Senin (21/10). 

Selain itu, kata Yuli Aryani, dengan musim kemarau ini menyebabkan sedikitnya adanya gangguan hama. Hama ini biasanya menyerang pada buah sehingga menyebabkan busuk buah. “Tingkat kelembaban ini kecil, sehingga tidak berpotensi adanya ancaman serangan hama,” imbuhnya. 

Di sisi lain, menurut Yuli Aryani, harga kakao juga menunjukkan harga yang signifikan. Biji kakao kualitas fermentasi berada di kisaran Rp 130.000 per kilogram, sedangkan untuk biji kakao kualitas asalan berada di harga Rp 103.000 per kg. 

“Yang fermentasi memang lebih mahal, karena sejalan dengan permintaan para buyer,” jelasnya. 

Sayangnya para petani di Tabanan belum begitu tertarik untuk menjual kakao yang fermentasi. Alasannya karena petani ingin cepat mendapatkan hasil sehingga biji kakao tidak diolah ke tahapan fermentasi. “Kami dorong petani di Tabanan bisa menjual kakao fermentasi. Supaya bisa meningkatkan harga jual,” ucap Yuli Aryani. 

Dari data di Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan pada 2024, sentra tanaman kakao di Kabupaten Tabanan tercatat seluas 4.530 hektare. Produksi kakao menyebar di semua kecamatan, rinciannya Kecamatan Tabanan dengan luasan 55 ha. Kecamatan Selemadeg Barat 1.303 ha, Kecamatan Selemadeg 529 ha, Selemadeg Timur 500 ha, Pupuan 918 ha. Kecamatan Penebel 935 ha, Kerambitan 61 ha, Baturiti 72 ha, Kediri 3 ha, dan Marga 155 ha. 7 des
Read Entire Article