Warning: session_start(): open(/home/beritaterbaruid/public_html/src/var/sessions/sess_64b6db8914b5d3824c8123893a8ab9a2, O_RDWR) failed: No space left on device (28) in /home/beritaterbaruid/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/beritaterbaruid/public_html/src/var/sessions) in /home/beritaterbaruid/public_html/src/bootstrap.php on line 59
Subak di Kukuh Tanam Padi Berpupuk Phonska Alam - BeritaTerbaruID

Subak di Kukuh Tanam Padi Berpupuk Phonska Alam

6 days ago 2
ARTICLE AD BOX
Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan hasil panen sekaligus menjaga kesuburan tanah. Penanaman varietas ini diujicobakan pada lahan seluas 1 hektare yang telah tersertifikasi status pertanian organik. Sertifikat diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Organik (LeSOS) Kerta Bali Sejahtera Pemprov Bali sejak tahun 2019, dengan pendampingan dari Pupuk Indonesia,  dimulai pukul 09.00 Wita.
 
Kegiatan tanam bersama sekaligus sosialiasi demplot Phonska Alam ini dihadiri dan diikuti oleh berbagai pihak, termasuk Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, I Made Subagia, perwakilan BRIDA Provinsi Bali, BSIP Bali, Polsek Marga, dan Perbekel Desa Kukuh I Made Sugianto bersama para petani Subak Jaka.
 
Pekaseh Subak Jaka Ir I Wayan Yusa  mengatakan penguji cobaan pupuk organik ini dilakukan guna melengkapi kekurangan nutrisi yang biasanya tidak sepenuhnya terpenuhi oleh pupuk organik padat seperti pupuk kotoran hewan (kohe).
 
Menurut Jro Yusa panggilan akrabnya, juga menjelaskan Subak Jaka menguji pupuk Phonska Alam pada lahan demplot seluas satu hektare. “Setelah berhasil, kami akan menganalisis hasil panen per are. Harapan kami, hasil panen ini bisa mencapai 5 ton per hektare GKP (gabah kering panen) atau sekitar 45-50 ton dari lahan yang ditanam,” tambahnya.
 
Selain itu, Varietas padi Baroma yang ditanam memiliki keunggulan berupa bulir yang panjang dengan rasa gurih (pera). Dari segi harga jual, gabah organik ini dinilai lebih menguntungkan. “Gabah organik dijual Rp 8.000 per kilogram untuk pembeli lokal dan Rp 8.500 per kilogram untuk pasar luar daerah. Sementara, gabah konvensional hanya dihargai Rp 6.000 per kilogram,” kata Yusa.
 
Keuntungan lain dari penggunaan pupuk organik adalah kemudahan pengolahan tanah, pengurangan kebutuhan air, serta peningkatan kesuburan tanah. “Kami tetap menggunakan pupuk kompos sebanyak 25 kilogram per are ditambah 2 kilogram Phonska Alam. Harapannya, tanah akan lebih cepat sehat dan subur sehingga apapun yang kami tanam dapat tumbuh dengan baik,” ujarnya.
 
Dia juga berharap pemerintah terus memberikan subsidi pupuk organik agar pertanian organik semakin berkembang, tidak hanya di Subak Jaka tetapi juga di daerah lain. “Mudah-mudahan ke depan, pertanian organik bisa dicontoh di tempat lain tanpa penggunaan pupuk kimia atau obat-obatan,” pungkasnya.
 
Perbekel Desa Kukuh I Made Sugianto, mengapresiasi langkah krama Subak Jaka yang telah berhasil mendapatkan sertifikasi organik untuk sebagian lahannya.  “Pada tahun 2019, Subak Jaka memperoleh sertifikat organik dari Lesos untuk lahan seluas 10 hektare. Kemudian, 5 hektare lainnya mendapatkan sertifikat organik dari KBS Dinas Pertanian dan Ketahanan Provinsi Bali,” ungkap Sugianto.
 
Sugianto berharap pengelolaan pertanian organik ini dapat membantu petani dalam menentukan harga jual produk mereka. “Dengan sistem organik, petani bisa memainkan harga, bukan justru dipermainkan oleh tengkulak,” jelasnya.
 
Lebih lanjut, Sugianto menyatakan rencana pemerintah desa untuk mendukung pertanian melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). “Kami sedang menggalakkan BUMDes yang ke depannya tidak hanya menjual LPG atau air mineral, tetapi juga bekerja sama dengan petani, termasuk dalam pengadaan pupuk melalui Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK),” katanya.
 
Kadis Pertanian Tabanan I Made Subagia juga mengapresiasi komitmen petani Subak Jaka yang konsisten dengan pertanian organik. Pihaknya mendukung petani dengan pendampingan dan mencarikan kerja sama dengan pihak ketiga. Salah satunya dengan Somya Pertiwi yang akan membeli hasil produksi Subak Jaka.
 
Menurut Subagia, pemerintah daerah sangat mengapresiasi upaya petani dalam menerapkan pertanian organik. Pemerintah berharap hasil pertanian yang mereka hasilkan bisa dihargai lebih tinggi, bukan justru dimanipulasi oleh tengkulak. "Kami mengucapkan terima kasih kepada Pupuk Indonesia yang telah menginisiasi komitmen dalam pertanian organik dengan produk pupuk Phonska Alam organik. Selamat juga kepada para petani yang telah berkomitmen menjalankan pertanian organik,” ujarnya.
 
Dinas Pertanian Tabanan juga mendukung program Brida 2024 yang melaksanakan demplot pertanian organik di beberapa daerah, termasuk di Subak Jaka. “Kami terus mengikuti perkembangan kelompok ini, sesuai dengan arahan Gubernur Bali untuk memastikan keberlanjutan pertanian organik di Bali,” katanya.
 
Selain itu, program pertanian organik sudah diterapkan di beberapa tempat lain seperti Subak Bengkel di Kediri. Di sana, Dinas Pertanian Tabanan telah menyelesaikan tahap pembelajaran mengenai SOP untuk manajemen administrasi pertanian organik.
 
Meski begitu, Subagia mengakui bahwa masih ada tantangan dalam menjelaskan kepada petani mengenai biaya tambahan yang diperlukan dalam pertanian organik. Seringkali, petani cenderung melihat biaya terlebih dahulu tanpa mempertimbangkan potensi peningkatan produksi yang lebih tinggi, ketahanan terhadap hama, dan dampak positif lainnya terhadap perubahan iklim. Semua ini, pada akhirnya, dapat meningkatkan nilai jual produk dan memberikan keuntungan lebih besar bagi petani.
 
PT Petrokimia Gresik melalui agronomisnya, Aziz Satria Putra menerangkan, para petani menanam varietas padi Baroma  yang memiliki tinggi tanaman sekitar 112 cm dengan jumlah anakan produktif sekitar 17 batang. Umur panen padi Baroma diperkirakan sekitar 113 hari, dengan produksi rata-rata mencapai 6,01 ton per hektare dan potensi hasil mencapai 9,18 ton per hektare.
 
Demplot sebelumnya yang sudah ditanam menggunakan pupuk Phonska Alam juga, kata dia, menunjukkan hasil yang menggembirakan, dengan kenaikan produksi sebesar 0,7 hingga 1 ton per hektare. Oleh karena itu, pada musim tanam ini, petani berinisiatif untuk menggunakan dosis pupuk yang lebih efisien, yaitu 2 kg per are, meskipun rekomendasi sebelumnya 5 kg per are.
 
Selain itu, PT Petrokimia Gresik juga memberikan layanan uji tanah gratis kepada para petani. Dengan melakukan pengujian tanah sebelum penanaman, diharapkan petani dapat mengetahui kondisi kesuburan tanah dan menyesuaikan dosis pemupukan secara tepat, sehingga dapat meningkatkan hasil pertanian secara optimal. Melalui kolaborasi ini, diharapkan pertanian organik di Bali, khususnya di Subak Jaka, dapat berkembang dengan pesat dan memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi para petani.7 cr79
Read Entire Article