Warning: session_start(): open(/home/beritaterbaruid/public_html/src/var/sessions/sess_4538141c338cc9e5efab503cdb454564, O_RDWR) failed: No space left on device (28) in /home/beritaterbaruid/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/beritaterbaruid/public_html/src/var/sessions) in /home/beritaterbaruid/public_html/src/bootstrap.php on line 59
WNA Korban Pohon Tumbang Ter-cover Asuransi - BeritaTerbaruID

WNA Korban Pohon Tumbang Ter-cover Asuransi

1 week ago 2
ARTICLE AD BOX
Jenazah Funny Justine Christine,32, wisatawan asing asal Prancis masih dititip di RS Dharma Yadnya Denpasar dan Jenazah Kim Hyoeun,42, asal Korea Selatan dititip di RSUP Prof Ngoerah Sanglah Denpasar. Sementara korban Lee Sunni,45, asal Korea Selatan masih jalani rawat inap di RS Kenak Medika pasca operasi. 

General Manajer Monkey Forest Anak Agung Bagus Bhaskara saat ditemui, Rabu (11/12) mengatakan para korban pohon tumbang tercover asuransi all risk. "Plafonnya dari Rp 100 juta sampai Rp 1 miliar," jelasnya. Selain 3 korban tersebut, saat ini juga ada 2 WNA yang sedang menjalani perawatan medis. "Yang dirawat ada 3 korban luka. Yang dioperasi sudah tahap pemulihan. Yang satu laki-laki kakinya bengkak, satu lagi anak kecil infonya ada luka di rusuk," jelas Agung Bhaskara. 

Pasca kejadian, Manajemen Monkey Forest Ubud memang fokus memberikan perhatian terhadap para korban. Bahkan selama kemungkinan harus menjalani rawat inap, manajemen akan menyiapkan segala akomodasi yang diperlukan. Termasuk rencana pemulangan jenazah dua korban meninggal. "Kabar dari pak Sekda, dua hari lagi keluarga korban dari Korea akan tiba di Bali. Kami ikut mengurus kedatangannya. Untuk keluarga korban Prancis sejauh ini kami masih menunggu kabar dari pihak keluarga," jelasnya. 

Penanganan kayu tumbang di Monkey Forest Ubud. –NOVI 

Hal senada juga diungkapkan Bendesa Adat Padangtegal Ubud, I Made Parmita,56. Menurutnya Desa Adat selaku pengelola bertanggung jawab penuh atas musibah ini. "Kami sudah koordinasi dengan keluarga korban," jelasnya. Sebagai upaya pembersihan secara niskala, pihaknya akan menggelar upacara pecaruan pada Wraspati Pon Uye, Kamis (12/12) hari ini. Akan ada pengelukatan bagi semua staf. "Kemarin setelah kejadian, kami juga sudah ngemargiang prayascita di lokasi. Nanti bertepatan dengan Tumpek Kandang, kami akan menggelar pecaruan juga dipimpin oleh Sulinggih dipusatkan di Pura Wana, upacaranya lebih besar dari yang rutin kami gelar setiap Tumpek Kandang," jelas Bendesa. 

Pihaknya berharap dengan gelaran upacara ini dapat menetralisir hal-hal negatif yang kemungkinan menyebabkan situasi ini terjadi. "Mungkin ada kelalaian kita, kesalahan kita yang tidak disengaja. Kami memohon, berdoa agar tidak lagi terjadi. Bagaimanapun ini berkaitan dengan bencana, dimana pun bisa terjadi, tetapi bagaimana kita minta perlindungan dari Sesuhunan di objek ini, di Pura Dalem juga. Karena objek ini ada Pura Dalem, Prajapati, Beji dan Pura Wana. Mudah-mudahan, tidak terulang kembali," harapnya. 

GM Monkey Forest Ubud, Anak Agung Bagus Bhaskara menambahkan, pasca kejadian sejak Selasa siang pihak pengelola untuk sementara mensterilkan kawasan hutan adat dari pengunjung. "Saat ini kami masih fokus untuk membersihkan  material pohon yang tumbang serta fasilitas lainnya yang ikut tertimpa," ungkapnya. Sampai kapan, pihaknya belum bisa memastikan. "Masih kami koordinasikan, saat ini kami masih tutup sementara," jelasnya. 

Mengenai antisipasi di musim hujan ekstrem, pihak sangat memahami dengan kondisi objek yang berupa hutan. Dimana pohon-pohon tua sangat rentan tumbang. Karena itu, sejak awal, ketika ada tamu berkunjung, pihaknya menanyakan  kondisinya ke pengunjung tentang cuaca yang tidak baik. Selain itu pihaknya tetap melaksanakan pengawasan wilayah. "Kami beritahukan kondisi di loket tiket saat mereka akan berkunjung. Beberapa tamu kadang ingin rasakan hutan hujan tropis yang bersuasana alami," terangnya. Monkey Forest Ubud juga punya tim konservasi yang siaga melakukan pemangkasan rutin terhadap pohon yang rawan tumbang. 

Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Daerah Kabupaten Gianyar Dewa Gede Alit Mudiarta melakukan peninjauan pasca bencana bersama Kepala Dinas Pariwisata Gianyar Wayan Gede Sedana Putra. "Dilihat dari pengelolaan, objek wisata yang dikelola Desa Adat ini sesungguhnya sudah berjalan dengan baik. Namun ini bencana yang tidak bisa kita hindari," jelasnya. Berdasarkan catatan BPBD Kabupaten Gianyar, hujan yang mengguyur sejak awal Desember ini sudah menyebabkan 50an titik bencana. Didominasi pohon tumbang dan tanah longsor. Bahkan bersamaan dengan pohon tumbang di Monkey Forest Ubud, BPBD Gianyar menerima 23 laporan bencana serupa dengan intensitas yang berbeda-beda. 

Pasca kejadian, Pemkab Gianyar sudah langsung bergerak melakukan koordinasi dengan keluarga para korban. "Pada prinsipnya, kami dari pemerintah Kabupaten Gianyar mengucapkan duka cita yang sedalam-dalamnya kepada korban. Penanganan korban, kami turut bertanggung jawab," jelasnya. Mengenai objek wisata lain, khususnya 8 DTW yang dikelola oleh Pemkab Gianyar melalui Dinas Pariwisata dan BPBD sudah keluarkan imbauan untuk melakukan upaya antisipasi. "Karena cuaca tidak menentu, kami bersama Dinas Pariwisata sudah ambil langkah dalam cuaca ekstrim ini agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Ada pemangkasan pohon yang rawan. Kami antisipasi dengan BPBD," terangnya. 7 nvi
Read Entire Article