Warning: session_start(): open(/home/beritaterbaruid/public_html/src/var/sessions/sess_19229cec8357d65531c2b6a49b3faca3, O_RDWR) failed: No space left on device (28) in /home/beritaterbaruid/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/beritaterbaruid/public_html/src/var/sessions) in /home/beritaterbaruid/public_html/src/bootstrap.php on line 59
Diskes Bali Angkat Kembali Inovasi Wolbachia di Tengah Lonjakan DBD - BeritaTerbaruID

Diskes Bali Angkat Kembali Inovasi Wolbachia di Tengah Lonjakan DBD

12 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
“Selama ini kami dengungkan 3M tidak jalan, kami punya inovasi (wolbachia) tidak jalan juga karena ditolak, tidak jadi, ada satu lagi vaksinasi tapi masih berbayar,” ucap Kepala Diskes Provinsi Bali I Nyoman Gede Anom, di Denpasar, Selasa (7/1/2025).

Dia mengatakan nyamuk ber-wolbachia sejatinya sudah siap, sudah diteliti oleh tim Universitas Udayana bahkan sudah dikirim untuk provinsi lain di Indonesia yang menjadi percontohan.

Sementara itu di Bali sendiri inovasi tersebut ditolak, sedangkan menurut data mereka sepanjang tahun 2024 kasus demam berdarah melonjak dua kali lipat lebih dari tahun 2023.

“Dibanding tahun sebelumnya kasus kita ada peningkatan, ini dua kali lipat meningkatnya, tahun 2023 sekitar 7 ribuan, sekarang 15 ribu,” kata Anom.

Diskes Bali mencatat kasus demam berdarah akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti sepanjang 2024 sebanyak 15.179 kasus dengan 25 orang meninggal dunia.

Jika diurutkan, kasus demam berdarah tertinggi terjadi pada Mei dengan 3.339 kasus dan berangsur menurun hingga Desember.

Kabupaten dengan kasus tertinggi sepanjang tahun lalu adalah Gianyar dengan 4.453 kasus dan terendah Jembrana dengan 323 kasus.

Sedangkan untuk kasus meninggal dunia sembilan orang di Denpasar, lima orang di Gianyar, empat orang di Tabanan, tiga orang di Klungkung, dua orang di Karangasem, satu orang di Badung, dan satu orang di Bangli.

Anom mengatakan di saat musim hujan kasus yang terjadi tidak setinggi di musim kemarau. Menurutnya hal ini akibat curah hujan yang tinggi malah menghanyutkan jentik-jentik.

Namun menurutnya juga kondisi ini membuat masyarakat harus waspada, sebab perkembangbiakan nyamuk penyebab demam berdarah tidak lagi hanya di musim penghujan.

Diskes Bali belum berani memutuskan menyebar nyamuk ber-wolbachia meski inovasi tersebut dinilai baik untuk kondisi saat ini.

Pun apabila harus dilakukan simulasi, Anom ingin digelar di seluruh Bali, tidak lagi di kabupaten/kota tertentu saja.

Saat ini proses sosialisasi dan kajian tentang wolbachia masih bergulir, pemerintah daerah ingin mendengar reaksi masyarakat terhadap inovasi ini sehingga tak ingin terburu-buru.

Diskes Bali merasa satu-satunya cara jika nyamuk ber-wolbachia ingin diterapkan di Bali, solusinya adalah penunjukan dari pemerintah pusat sehingga tak ada alasan menolak.

Jika menggunakan pencegahan 3M, menurut Anom, tidak optimal, masyarakat perlu menggencarkan gotong royong kebersihan. Sementara untuk vaksin dibutuhkan anggaran untuk gratis, atau membayar dengan Rp 700.000 untuk dua kali vaksin. 7 ant
Read Entire Article